Ayo tingkatkan pengajian! : seru Dr. Miftah Faridl
  • Senin, 10 Oktober 2016
  • Dibaca 2127

Minggu, 9 Oktober 2016 – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung mengadakan pengajian rutin bulanan untuk semua anggota Muhammadiyah se-Kota Bandung, bertempat di Aula Komplek Perguruan Muhammadiyah Antapani Bandung. Kali ini yang mengisi materi adalah Dr. Miftah Faridl, beliau adalah seorang ulama yang pernah menjadi dosen di ITB.

Kehadiran Dr. Miftah Faridl ini disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh seluruh jamaah. Dalam isi materinya begitu kekinian, menyangkut permasalahan umat yang lagi hangat dan  menjadi sorotan. Bahkan sudah menjadi berita nasional. Beliau sangat mewanti-wanti untuk terus menguatkan internal didalam ber-Muhammadiyah. Pengajian adalah salah satu sarana penguatan tersebut.

Dalam paparan beliau menyampaikan bagaimana dulu Spanyol yang merupakan bagian dari peradaban Islam, Sevila salah satu kota di Spanyol kekuasaannya di pegang umat Islam , sampai pada akhir nya direbut oleh para imperialis kemudian kekuasaan Islam pun hilang di sana.


Untuk merebut kembali  kejayaan Islam, tokoh pembaharu Muhamad Abduh mencoba menawarkan suatu gerakan yaitu Dakwah wal irsad, suatu model gerakan yg dibangun dari bawah ke atas dengan nama lain gerakan Kultural, gerakan ini lah yg mengilhami tokoh pembaharu Islam di Indonesia yaitu KH. Ahmad dahlan, slogan ruju illa quran wa sunnah mencoba menggali dan mengkaji potret kehidupan masyarakat beragama tapi mendustakan Agama, tidak peduli serta peka terhadap realitas masyarakat sehingga muncul dengan gerakan panti asuhan, rumah sakit, pendidikan.


Kenyataan gerakan kultural ini berhasil sebelum kemerdekaan,  jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90%, tapi ironinya pasca kemerdekaan sampai sekarang umat Islam justru merosot secara kuantitas hampir 76%, kenapa demikian?!?


Jawabanya umat Islam serta tokoh-tokohnya terlalu sibuk kepada syahwat politik lupa terhadap umat, lupa kebawah hanya melihat keatas ( kekuasaan), di sisi lain gerakan kultural di mainkan umat lain, mereka tak peduli kepada partai yang terpenting asal ada partai yang mewakili, lebih kepada gerakan kultural.


Tokoh Islam sibuk dengan kekuasaannya , beradu antar tokoh satu sama lainya,sehingga melupakan umat dan dilupakan umat, belum lagi para pengusaha dari 70 pengusaha yang ada cuman 3 dari pengusaha Muslim, yang menopang kekuasaan sesungguhnya mereka yang berduit dan yg berduit adalah mereka orang orang non Muslim.

Pak Miftah mengajak kepada kita ayo tingkatkan pengajian luangkan waktu sedikit agar gerakan kultural lewat pengajian ini mampu menyadarkan umat, apakah kita mau gubernur, presiden di kuasai mereka yg bukan Islam?, berikan pemahaman kepada umat bahwa memilih pemimpin harus dari kita, penyadaran mengenai itu mesti kita galakan lewat pengajian-pengajian. ( rangkuman dari Bp. Cepi Aunilah ).

Foto : Dari Twitter Miftah Faridl (@miftahfaridl_ID)

Berita Terkait