Reflection – Fase 3 Kegiatan Core Skill.
  • Senin, 26 Maret 2018
  • Dibaca 1238


Oleh : Yudhi Kurnia, S.T
SD-SMP Muhammadiyah Antapani Bandung


I’m Back to Jakarta, 24 Maret 2018, sehari yang mempesona, saya berada di Jakarta hanya dalam hitungan jam saja. Merapat ke SCBD – Sudirman Central Bussiness District pukul 06:30 –an, dan kembali ke Bandung pukul 22.00 an, Wuih kegiatan yang luar biasa. Saya mau bercerita pengalaman yang sungguh luar biasa, mindset saya di koyak-koyak tidak karuan (dalam makna positif) untuk pendidikan yang cemerlang bagi anak-anak bangsa di masa yang akan datang.

Tak terasa bertemu-sua dengan orang-orang hebat di British Council selama kurang lebih enam hari pertemuan, dua hari sesi pertama ( introduction ), tiga hari sesi kedua ( indepth ), dan satu hari sesi ketiga ( reflection ). Sesi-sesi yang sudah di lewati menyisakan berbagai rasa. Rasa yang timbul sangat beragam, dan semua adalah rasa yang positif, tak satupun yang negatif. Semangat kebersamaan di antara guru-guru hebat se-Nusantara begitu kental terasa, yang di balut dalam acara Core Skill- Teaching Critical Thinking and Problem Solving yang diselenggarakan oleh Britich Council Indonesia. Semangat guru-guru seangkatan saya begitu dahsyat, selama kegiatan tidak ada satupun orang yang hanya berpangku tangan, semua semangat semua terlibat – karena kami yakin sebagai seorang guru, menjadi contoh adalah keharusan, sehingga semua kegiatan tak luput kami lewatkan dengan penuh konsentrasi dan kebahagiaan.

Begitu banyak materi yang dapat kami bawa dan laksanakan di sekolah kami tercinta. Tujuan kami adalah mencetak generasi yang lebih baik, generasi emas, generasi yang dapat membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik lagi. Di tengah tingkat pesimistis terhadap kebangsaan yang begitu tinggi , kami coba bangun mindset optimistis untuk perubahan Indonesia agar lebih baik ke dalam diri anak didik kami dengan pembelajaran yang lebih baik lagi.

Dalam kegiatan sabtu kemarin, kami mendapatkan resume yang begitu dahsyat, yaitu dalam melatih untuk berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah adalah dengan menggunakan 4 metode pembelajaran yaitu considering different perspective, assessing evidence, non-routine problems, looking for deep structure.

Di awal kegiatan sabtu itu, kami berbagi atas apa yang telah kami lakukan selama kurang lebih Sembilan minggu dalam menerapkan critical thinking and problem solving dikelas. Begitu banyak hal baru yang di dapatkan berdasarkan pengalaman yang di bagikan oleh semua teman-teman. Saat itu kami di bagi menjadi dua kelompok, pertama kelompok guru-guru SD, dan kedua kelompok SMP dan SMA. Kebetulan saya masuk kedalam kelompok SMP, otomatis tidak bisa mengetahui apa yang di bagi di kelompok SD. Namun demikian, semua itu tidak melunturkan semangat kami dalam berbagi nantinya di kemudian hari jika ada kesempatan kembali.
Dalam kegiatan sharing kelompok kami, saya terasa mendapatkan berbagai macam suntikan informasi baru. Saya mendapatkan kesempatan pertama untuk berbagi kepada guru-guru tentang apa yang sudah saya lakukan selama kurun waktu sembilan minggu di kelas. Saya merasakan jauh ke kata sempurna apa yang sudah saya lakukan, namun demikian tetap mendapatkan apresiasi terutama dari para mentor salah satunya yaitu Bapak Hery.

Banyak sekali hal baru yang saya terima dari guru-guru dahsyat saat sharing, di antaranya adalah dengan kegiatan bagaimana menerapkan konsep anak-anak untuk mampu berpikir secara kritis, dengan memberikan pertanyaan yang tidak lagi bersifat closed question, semua pertanyaan di berikan dalam pertanyaan dengan tipe terbuka. Ada salah satu rekan yang memberikan pertanyaan tidak biasa, dan kegiatan ujian tidak biasa, dimana para peserta didiknya di perbolehkan untuk membawa buku saat ujian di laksanakan, hal ini di sebabkan pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan yang sifatnya perlu pemahaman yang terbuka.

Ada juga yang berbagi dengan suasana kelas yang sangat berubah saat sudah menerapkan kegiatan yang lebih menekankan kepada pendidikan dengan critical thinking. Menurutnya, pembelajaran lebih terasa menyenangkan dan peserta didik pun begitu aktif terlibat dalam pembelajaran. Namun, tidak jarang yang mengeluhkan ada beberapa kelas yang berbeda dengan kelas sebelumnya, di mana kelas sebelumnya terasa asyik belajar, sedangkan kelas lain begitu berbeda. Hal ini menjadi temuan untuk guru tersebut dalam meningkatkan pembelajarannya di kelasnya.

Selain itu, guru-guru yang berada dalam suasana sekolah ekonomi menengah lain lagi ceritanya. Banyak kendala terutama dalam membangkitkan semangat belajar para siswanya. Banyak siswa yang tidak berpikir dalam waktu jangka panjang, mereka hanya berpikir pendek saja, hanya selesai sekolah kemudian kerja, maklum lingkungan tempat mereka tinggal adalah pabrik. Jadi tidak ada yang mencoba untuk berpikir jangka panjang. Saya merasakan kesulitan yang begitu dahsyat harus di alami oleh guru seperti ini, salut dengan semangat guru yang seperti itu.

Begitu banyak sharing yang telah di lakukan, semua guru di level SMP-SMA telah memberikan pengalamannya yang begitu dahsyat. Saya merasakan atmosfir guru-guru hebat, guru-guru dengan semangat level ini Insya Allah mampu untuk mengubah pendidikan Indonesia di masa yang akan datang. Insya Allah saya tidak punya sedikitpun pemikiran pesimis terhadap pendidikan di Negara ini, selama guru-guru yang ada mempunyai semangat yang tinggi dalam mengubah pendidikan dan selalu istiqomah untuk mau belajar.

Dalam pertemuan ini saya tidak di ajarkan untuk menjadi superman, namun saya di kenalkan bagaimana untuk menjadi superteam. Seseorang dengan kekuatan seperti superman hanya ada dalam cerita saja. Namun, yang lebih menjanjikan adalah bagaimana bahu membahu untuk membangun pendidikan Indonesia lebih baik dimasa yang akan datang. Terimakasih untuk semua, terimakasih British Council Indonesia untuk pengalaman super ini. Mentor-mentor saya di BC, Thank’s A Lot. Tak lupa untuk pimpinan SMP Muhammadiyah 8 Bandung yang sudah mempercayai saya untuk ikut kegiatan di BC ini. Rekan-rekan seperjuangan di sekolah… trims.

(Antapani – 26 Maret 2018 )