Berburu Permata di Jakarta (Bagian 2)
- Selasa, 03 Oktober 2017
- Dibaca 1488
Oleh : Yudhi Kurnia
Dua hari yang istimewa, begitu berulang saya ucapkan. Yaa, karena memang dua hari itu adalah sangat istimewa. Kemudian, saya tulis dlam bentuk cerita agar tidak mudah untuk di lupa. Dua hari bergaul, berkumpul dengan orang-orang unggul adalah anugrah luar biasa di penghujung September 2017.
Gedung Office 8 Lantai 9, menjadi saksi keaktifan para guru dari penjuru Nusantara. Para pejuang pendidikan tengah mereguk manisnya kebersamaan dan mendulang ilmu-ilmu yang di-bagi oleh para mentor atau trainer yang sangat berpengalaman.
Hari itu kami diberikan teori-teori mengenai core skills, tidak hanya teori praktik-praktik tentang penerapan core skill pun sangat elegan di bahas dan disampaikan, dan tentunya di praktikan. Semua peserta terlibat dan juga aktif. Saat itu saya merasa sebagai siswa sekaligus juga guru. Agak aneh memang, merasakan dua hal sekaligus ya menjadi guru-juga menjadi siswa. Bagaimana tidak kami semua seolah telah diset dengan begitu apik memperagakan praktik-praktik core skill seperti dalam sebuah kelas nyata di sekolah.
Kami dibuat terlibat, kami di dorong berpendapat, tanpa canggung dan malu-malu kami semua merasakan hal menyenangkan saat berada dalam kelas. Materi core skill secara berurut di sampaikan dengan begitu runtut.
Core skill datang bukan untuk merubah kurikulum, pendapat saya core skill adalah sebuah cara atau metode dalam menyempurnakan kurikulum. Secara mendasar materi yang akan diberikan diolah sedemikian dengan metode core skill sehingga mampu disampaikan dengan bermakna ke hadapan para siswa kita dikelas.
Di seminar kami di ajarkan mengenai bagaimana deep learning dengan menggunakan aktifitas belajar dikelas dengan gaya TPS – Think – Pair – Share, tentang metode bertanya yang berkelas dengan konsep observing, thinking dan reflecting, role play dengan konsep small group activity, whole group discussion dan juga aktifitas whole group brainstorm.
Tidak hanya teori kami pun diarahkan beraktifitas sesuai dengan yang ditulis diatas. Kami tidak merasakan kebosanan, yang ada hanya kami belajar dengan betul-betul mengeluarkan segenap kemampuan yang ada dengan metode aktifitas yang diberikan.
Dalam seminar dua hari saya mendapatkan banyak materi pengenalan mengenai core skills, sekali lagi ini masih pengenalan, belum masuk ke materi ini yang pernah saya sebutkan bagaimana core skills mudah diterapkan pada citizenship, collaboration dan communication, creativity and imagination, critical thinking and problem solving , digital liteacry, dan leadership and personal development.
Saya dan rekan alumni pelatihan pengenalan core skill ini sangat menunggu kelanjutan program ini di ms depan, sedikit-demi-sedikit meski baru pengenalan, saya telah terapkan di dalam kelas, salah satunya adalah bagaimana saya mencoba untuk memberikan pertanyaan yang mampu menggali kemampuan siswa lebih mendalam, dengan demikian saya berharap para siswa belajar bermakna. Semoga. (Admin)