Potensi vs Manifestasi - Rangkuman Kegiatan Parenting
  • Senin, 18 September 2017
  • Dibaca 1631

Oleh : Yudhi Kurnia

Tiga Minggu sudah saya _keep_ materi yang super yang saya dapat saat menyimak pemaparan yang super dahsyat dari ahli psikologi, yang merupakan pakar dalam bidang mengelola dan menanggani kekhususan yang di miliki oleh para peserta didik disebuah sekolah. 

Banyak istilah-istilah psikologi yang di rubah menjadi sebuah ungkapan yang mudah dicerna oleh orang awam sekalipun. Semisal, permasalahan atau kekurangan yang dimiliki oleh peserta didik itu diibaratkan sebagai bocoran dalam sebuah ember. Untuk memperbaiki kebocoran yang terjadi adalah dengan menutupnya atau dengan cara menambalnya. 


Saya mendapatkan suntikan ilmu yang begitu mujarab mengobati kekurangtahuan saya dalam bidang tumbuh kembang peserta Didik. Banyak hal yang terjadi dan dilakukan baik dengan sadar ataupun tanpa sadar oleh peserta didik yang menjadi kekurangan bagi dirinya. Ambil contoh, seorang anak sangat bermasalah dengan sifat kepercayaan dirinya. Sehingga dia mempunyai keraguan yang tinggi dalam hal kepercayaan akan dirinya. Pada akhirnya, tidak banyak hal yang mampu ia lakukan yang dikarenakan kekurangpercayaan akan dirinya sendiri.

Hal tersebut ia alami saat sudah mau menginjak remaja. Anak itu begitu ragu untuk melangkah yang bukan menjadi kebiasaan sehari-harinya, dia ketakutan untuk mencoba hal-hal baru, dalam pikirannya selalu berkecamuk apakah ia mampu atau tidak, dan pada akhirnya dia terhenti dan tidak melakukan apapun.

Bagi seorang guru, melihat hal demikian haruslah peka. Pandai merasakan kegelisahan dan keresahan yang dialami peserta didiknya. Dalam analogi di atas kekurangan ini disebut dengan kebocoran pada ember tadi. Untuk mengatasi hal demikian, langkah pertama adalah mencari tahu penyebab dari sifat ataupun kekurangpercayaan dirinya itu. Bisa jadi, hal itu muncul pada masa kanak-kanak si siswa ini kurang begitu mendapatkan kepercayaan dari sekitarnya, terutama orang tuanya.

Sebuah kasih sayang jika tidak diberikan secara tepat, terkesan akan membuat si anak menjadi manja. Saking sayangnya orang tua sehingga si anak tidak diberikan kepercayaan diri secara penuh, efeknya maka akan ada sifat ketergantungan dan anak tidak mandiri di buatnya. Anak dalam hal apapun dimudahkan oleh orang tuanya. Dan pada akhirnya si anak tidak menjadi pribadi yang tangguh saat ujian menerpa, dan yang lebih parahnya adalah terpuruk dan terjatuh.

Setelah diketahui latar belakang dari permasalahan tersebut langkah selanjutnya adalah melakukan terapi untuk menjalankan program penutupan _bocor_ tersebut.

Bagi guru memahami potensi yang dimiliki oleh para peserta didik mutlak harus dimiliki. Seluruh peserta Didik dalam sekolah mempunyai potensi masing-masing. Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh seseorang. Untuk memudahkan potensi ini ia gambarkan sebagai wadah air mineral. Dan airnya sendiri disebut sebagai Manifestasi. Kebermanfaatan potensi bisa terasa dengan maksimal jika saja terisi penuh oleh manifestasi atau air yang didalam wadah.

Idealnya jika potensi wadah air itu adalah 250 ML misalnya, maka manifestasi yang dimaksud adalah airnya juga harus 250 ML agar bisa digunakan secara optimal. Agak sedikit percuma saat potensi itu sebesar 600 ML misalnya, namun media pengisi hanya 350 ML , maka hampir potensi sebanyak 250 ML itu tidak terpakai. Lebih baik, potensi hanya 200, namun konten yang mengisi adalah 200 maka potensi dan manifestasi sangat saling menguntungkan.

Bisa potensi maka sekolah berbicara Program. Saat program tidak tergerak dan bergerak sesuai dengan analisa potensi dan manifestasi tadi hampir dapat dipastikan sekolah tersebut tidak mempunyai keunggulan.

Satu analogi yang penulis rasa cukup baik dalam menggambarkan antara potensi dan manifestasi adalah antara mobil Pajero dengan potensi besar di gunakan oleh driver yang tidak profesional tentu saja hasil tidak akan di dapatkan secara maksimal. Mobil dengan kapasitas ruang bakar besar hanya dilajukan dengan kecepatan biasa saja, maka potensi dari si Mobil tersebut tidak dapat di gunakan secara sempurna.

Berawal dari materi ini maka saya sangat di cerah kan utamanya dalam memandang setiap keunikan yang dimiliki seluruh peserta Didik. Terkadang sekolah salah dalam merancang program dikarenakan ketidaktahuan akan sesuatu hal mengenai tumbuh kembang anak. 
Mulai dari sekarang saya coba mengamati secara lebih dekat dan dalam tentnag potensi yang dimiliki siswa agar dapat di manifestasi secara maksimal. (Admin)