SEKOLAH BERSIH BULLY
- Sabtu, 05 Agustus 2017
- Dibaca 2050
Oleh Dani Setiawan
_______
Selepas shalat ashar sepulang dari mengawal siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8 Bandung melaksanakan esktrakurikuler panahan dan ekstrakurikuler lainnya, saya duduk santai dimeja kerja sekedar beristirahat dari padatnya aktifitas hari jumat kemarin. Di tumpukkan koleksi buku bacaan saya dimeja, mata saya tertuju pada sebuah buku kecil yang berjudul Happy Tanpa Bully, karya Irfan Amalee (pendiri Peace Generation Foundation) . Buku ini merupakan panduan antibully untuk siswa, guru dan para orang tua. Buku ini saya dapatkan pada sebuah event yang diselenggarakan oleh SD-SMP Muhammadiyah Antapani bernama MasterPeace pada bulan maret tahun 2017.
Topik yang sedang hangat di negeri ini, dan kerap terjadi pada pelajar yakni pembullyan. Trauma berkepanjangan terhadap korban bully dapat mematahkan motivasi belajar, mengucilkan diri, bahkan bisa saja si korban mengakhiri hidupnya. Atas dasar itulah bully menjadi sebuah prilaku yang dipandang sangat serius dalam penanganannya. Bukti dari keseriusannya, kini pelaku bully dapat dipidanakan. Karena bully adalah perilaku yang dapat menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis.
Irfan Amalee menyebutkan dalam bukunya, bahwa ada beberapa jenis bully yang penting diketahui, diantaranya mengolok-olok, menghina, memberi julukan, mempermalukan, menyebarkan gosip/keburukan orang lain, mengasingkan/mengucilkan, menyerang secara fisik, cyber bully dan vandalisme.
Bully menjadi sebuah kekhawatiran guru di sekolah dan orang tua siswa, karena kerap menghantui, baik dilingkungan pendidikan maupun dilingkungan bermain. Perilaku ini sering terjadi diluar sepengetahuan guru dan orang tua. Guru kerap mendapatkan informasi dari korban ataupun teman korban yang melihat aksi perilaku tak terpuji ini.
SMP Muhammadiyah 8 Antapani merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan respect education program. Diantaranya program pendidikan perdamaian yang bekerjasama dengan lembaga peduli terhadap perdamaian dunia yakni Peace Generation Indonesia. Program ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan terhadap siswa, tentang bagaimana hidup damai dan mencegah terjadinya prilaku bully teman.
Berikut saya kutip beberapa tips dari buku Happy Tanpa Bully, bagaimana cara guru mencegah prilaku bully terjadi di sekolah. Beberapa cara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jangan menjadi contoh pembully
2. Jangan anggap sepele
3. Sensitif terhadap ketidakseimbangan kekuatan (jangan biarkan kelas dikuasai sebagian siswa yang dominan/kuat)
4. Tetap bersikap adil dan kasih sayang terhadap pembully
5. Dorong penonton untuk jadi pembela
6. Buatlah forum sharing
Semoga dengan segala ikhtiar yang guru dan sekolah lakukan demi mencegah terjadinya perilaku buruk ini, mendapatkan berbagai kemudahan, kelancaran dan kesuksesan. Sehingga terwujudlah sekolah bersih tanpa bully. Aamiin.
Bandung, 04 Juli 2017