Galau, Nggak lagi !
- Senin, 17 Oktober 2016
- Dibaca 1867
“Resah dan gelisah sering menghinggapi perasaan manusia. Kecemasan, kebimbangan dan kekalutan senantiasa akan bersama orang yang jauh dari Alloh SWT”. Begitulah kata pembuka yang disampaikan oleh Ananda Difa Hauna dalam ceramahnya di hari kamis kemarin – 13 Oktober 2016.
“Semua permasalahan hati yang dituliskan diatas sudah pasti - telah, sedang ataupun akan menghinggapi hati manusia. Namun hanya yang mengingat Alloh-lah yang akan merasakan ketentraman dan ketenangan dalam hidupnya. Selama hidup seorang manusia pasti akan mengalami yang namanya permasalahan hidup, baik dilingkungan keluarga, masyarakat ataupun disekolah. Sebagai pelajar tentunya kita semua akan dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut dengan sekolah secara umum, ataupun permasalahan remaja pada khususnya” – ananda difa kemudian melanjutkan.
Problematika hidup akan datang sili berganti. Dengan kadar yang berbeda-beda, kadang besar- kadang kecil. Tidak sedikit yang malah berputus asa. Dengan melakukan hal-hal yang melanggar aturan Alloh SWT.
Namun bolehkah kita merasa galau/gelisah?... Boleh. sebagaimana kita ketahui bahwa perasaan hati itu tidak bisa dibohongi. Namun jangan sampai kegalauan hati kita sampai melupakan Alloh SWT. Bahkan kita sampai menjauh dari rahmat-Nya.
Tidak sedikit orang yang saat diuji dalam keadaan serba kekurangan, banyaknya utang. kemudian mencari jalan yang tidak diridhoi Alloh SWT, yaitu dengan mencari cara instan dengan melakukan pesugihan dan hal kemusrikan lainnya. Atau ikut dengan “padepokan” penggandaan uang misalnya. Hal tersebut justru sangat dilarang. Jika mau kaya maka berusahalah, dan jangan lupa untuk bertawakal.
Yakinlah bahwa Alloh SWT telah menyiapkan obat untuk segala permasalahan kita utamanya adalah untuk menata kegalauan hati. Diantaranya anjuran untuk mengobati perasaan galau adalah dengan banyak membaca Al-Quran. Bukan hanya membaca namun menghayati dan mempelajari makna Al-Quran, dengan itu hati kita akan menjadi tenteram. Sesuai dengan janji Alloh SWT Al-Quran Surat Yunus (10:57).
Yang artinya : “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
Dalam ayat tersebut yang dimaksud dengan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada tidak lain yaitu kitab Suci Al-Quran.
Diakhir ceramahnya Ananda Difa menyampaikan ajakan kepada teman-teman dan guru-guru untuk merenung, dan mengingatkan selama nafas kita ini masih berhembus. Kita berkewajiban untuk selalu membaca, mempelajari dan menghayati makna yang terkandung dalam Al-Quran.
“Semoga dengan ingatan yang sedikit ini bermanfaat untuk pribadi Ananda Difa, dan kepada jamaah secara umumnya. Amminn.” Ananda Difa mengakhiri ceramahnya.
(SAN)