Pendidikan dengan Kasih-Sayang ( Ajaran Kiai Dahlan )
  • Sabtu, 08 Oktober 2016
  • Dibaca 1669

Diceritakan dalam sebuah percakapan guru dan murid. Saat itu sang guru ditanya mengenai “Agama”?. Saat itu sang guru mengambil sebuah Biola dan memainkannya. Satu buah lantunan lagu dimainkan menggunakan biola tersebut. Terlihat para muridnya begitu terhanyut dengan permainan biola sang guru. Lalu kemudian sang guru bertanya, “Apa yang kalian rasakan?”, serentak mereka menjawab, “Tenang, tentram, sejuk”. Jawaban itu kemudian ditimpali oleh sang guru, “ Begitulah agama, membuat tenang, tentram dan sejuk”.

Dalam penyampaian sesuatu yang menurut orang itu sulit untuk bisa dipahami, selayaknya disampaikan dengan begitu indah. Itulah metode pembelajaran, sehingga apa yang disampaikan tidak malah menambah beban namun akan menjadi hal yang paling mencerahkan buat si pendengar. Begitulah seharusnya sebagai seorang pendidik agar bisa dengan baik menyampaikan metode dalam pembelajaran. Jika anda semua bertanya “siapakah sang guru tersebut?” Beliau adalah Kiai Dahlan.

Sebuah metode pendidikan yang sangat baik dan jenius. Pemberian jawaban atas sebuah pertanyaan yang begitu cerdas, dijawab dengan begitu jenius. Sehingga para murid begitu memahami dengan begitu mendalam, tanpa harus banyak memberikan kata-kata. Hal ini menampakan sebuah metode pengajaran yang begitu tinggi dan menyandarkan kasih sayang didalamnya.

Melihat contoh diatas dengan demikian setiap kader Muhammadiyah yang bukan saja dilingkungan pendidikan saja, namun disemua lini amal usaha harus mampu dan bisa menerjemahkan bentuk pendidikan yang telah diajarkan kiai Dahlan tersebut. Yaitu sebuah penyampaian pencerahan yang disampaikan dengan kasih sayang. Dan metode yang cerdas nan jenius.

Satu hal yang jangan sampai dilupakan sebagai seorang pendidik atau guru semestinya harus mempunyai kemampuan mendidik yang baik, kemampuan keahlian yang dimiliki harus mumpuni. Keilmuan yang tidak setengah-setengah sehingga apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Terutama seorang pendidik haruslah menjadi tauladan dan contoh untuk para muridnya.

Seperti sebuah paparan yang pernah disampaikan oleh Kiai, jadi pendidik mestilah mempunyai sifat seger, bener, pinter, dan kober. Seger mengandung arti setiap pendidik harus mampu mengusahakan sehat, agar konsisten dalam pembelajaran. Juga harus bener, tiap laku pendidik harus dalam koridor kebaikan sesuai dengan Quran dan Sunnah. Pinter pendidik harus pinter keilmuan yang cukup dan mendalam, Kober berarti harus bisa punya waktu yang betul-betul curahannya untuk pendidikan. Sehingga totalitas dalam mendidikan dan pendidikan bisa terjadi.

Semoga paparan diatas bisa kembali menyegarkan setiap pendidik khususnya dilingkungan Muhammadiyah umumnya dunia pendidikan di Indonesia untuk bisa mengajarkan sebuah pembelajaran dengan metode yang kreatif seperti apa yang sudah dicatat dalam sejarah yang dicontohkan oleh Kiai Dahlan.

Dirangkum dari Pemaparan Materi Pengajian Guru Muhammadiyah Komplek Antapani oleh Ibu Muthiah Umar Dra, M.Si, Pembina Pendidikan Muhammadiyah Antapani.(SAN)

 

Berita Terkait