Belajar Menjadi Kader Muhammadiyah – Dari Seorang Muhammadiyah Sejati
  • Sabtu, 10 September 2016
  • Dibaca 2532

Sebagai upaya dalam memperkuat ke-Islaman dan ke-Muhammadiyahan didalam menjalankan misi sebagai kader Muhammadiyah maka pengajian adalah salah satu ruang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan hal diatas. Sejarah mencatat bahwa hadirnya Muhammadiyah adalah diawali dari sebuah pengajian. Munculnya pemikiran untuk memajukan umat itu adalah dari pengajian. Pengajian dan pengkajian haruslah selalu dijaga agar kita bisa terus bisa saling ber-fastabiqul Khairot.
Komplek SD-SMP Muhammadiyah Antapani Bandung telah mengagendakan untuk me-recharge pengetahuan ke-Islaman dan ke-Muhammadiyahan dilaksanakan di minggu kedua setiap bulan pada hari sabtu. Pada kesempatan sabtu 10 september 2016 kemarin yang mengisi materi adalah Ibu Hj. Muthiah Umar, M.Si. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Pimpinan Aisyiyah Wilayah Jawa Barat. Beliau juga pernah memimpin Komplek SD-SMP Muhammadiyah Antapani sebagai Kepala Sekolah. Maka tak heran jika didalam materi yang disampaikan sarat dengan pesan-pesan untuk kemajuan pendidikan.
Di pengajian kali ini Ibu Muthiah menjelaskan mengenai materi “ Menjadi Kader Muhammadiyah”. Kader jika dilihat dari asal bahasanya adalah Les Cadres dari bahasa perancis, yang berarti “inti pasukan terpilih”. Bahwa yang menjadi kader seharusnya adalah bagian dari sebuah pasukan yang merupakan terpilih. Beliau menjelaskan bahwa dalam bermuhammadiyah kita semua adalah kader. Dalam bahasa latin kader itu berasal dari quadrum yang berarti segi empat, kerangka, bingkai. Bingkai berfungsi untuk menjaga bentuk, bentuk disini adalah aturan atau tatanan yang sudah ditetapkan dalam Muhammadiyah. Sehingga kader seharusnya bisa menjalankan visi dan misi Muhammadiyah itu sendiri.
Muhammadiyah saat ini harus bisa menjawab tantangan dalam dakwah. Dimana tantangan itu bisa berbentuk keyakinan yang tidak sesuai dengan aturan Islam diantaranya Materialisme, Sekularisme dan Liberisme.
Saat ini semua hampir dipastikan dihitung dengan materi. Budaya sekularisme merajalela, dan faham liberalisme menyerang umat muslim. Disini menurut Ibu Muthiah Muhammadiyah harus bisa menjawab tantangan ini. Diantaranya adalah dengan terus memperdalam keilmuan kita dalam Islam. Sehingga faham faham yang tidak semesti ada, jangan sampai malah dipelihara.
Untuk menjaga itu semua Ibu Muthiah memberikan satu paparan yang beliau kutip dari 12 Langkah Bermuhammadiyah oleh KH. Mas Mansur 1940. Langkah-langkah tersebut adalah :

  1. Memperdalam Iman
  2. Memperluat faham agama
  3. Memperbuahkan budi pekerti
  4. Menuntun amalan intiqad
  5. Menguatkan persatuan
  6. Menegakkan keadilan
  7. Melakukan kebijaksanaan
  8. Menguatkan majlis tanwir
  9. Mengadakan konferensi bagian
  10. Memusyawarahkan keputusan
  11. Mengawasi gerakan kedalam
  12. Memperhubungkan gerakan keluar.

Diharapkan dengan kita memahami apa yang telah digagas KH. Mas Mansur dalam 12 langkah tersebut sepertinya masih relevan untuk kita jalankan dalam menjawab tantangan dakwah Muhammadiyah Menghadapi zaman yang semakin kompleks ini.
Demikian akhir dari materi pengajian rutin bulanan yang disampaikan oleh Ibu Hj. Muthiah Umar, M.Si. Semoga kita semua bisa mengambil manfaat. Ammiin,